Mutasi pertama
kali diperkenalkan oleh Hugo de fries (belanda)
dalam bukunya Mutation theory.
Mutasi adalah perubahan dalam urutan nukleotida pada DNA, atau perubahan
materi genetik yang terjadi dalam.
Mutasi dapat
terjadi di sel somatik (Tidak diwariskan pada
keturunan), dapat terjadi di sel
kelamin (Ovum & sperma) dan diwariskan pada keturunannya
Mutasi
adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga
menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat
persilangan atau perkawinan. Mutasi
dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar. Mutasi
kecil hanya menimbulkan perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak membawa
perubahan fenotif yang jelas, jadi hanya semacam variasi. Mutasi besar menimbulkan perubahan besar pada
fenotif, yang biasanya dianggap abnormal atau cacat. Mutasi terjadi karena perubahan lingkungan yang luar biasa.
Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik
alamiah maupun buatan. Agar
suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan
diri terhadap timbulnya suatu perubahan. Kejadian mutasi
sangat jarang terlihat, hal ini disebabkan :
- mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak
dapat menunjukan penampakannya, karena jumlah gen yang terdapat dalam satu
individu banyak sekali
-gen
yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala mutasi
tidak dapat diamati sebab individu segera mati sebelum dewasa
-gen
yang bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan
hetreozigot tidak akan terlihat
Agen
penyebab mutasi disebut Mutagen.
Makhluk hidup yang
mengalami mutasi disebut mutan.
Syarat Mutasi:
adanya perubahan pada materi genetik2. perubahan tersebut
bersifat dapat atau tidak dapat diperbaiki3. hasil perubahan tersebut
diwariskan secara genetik pada keturunan berikutnya
Kharakter suatu mutan :
Gen yang mengalami mutasi pada suatu individu, biasanya
adalah gen resesif, sehingga dalam
keadaan homozigot karakter perubahannya belum dapat dilihat.~ Gen yang
mengalami mutasi umumnya bersifat lethal, sehingga jumlah makhluk hidup
yang mengalami mutasi tampak sedikit~ Individu yang mengalami mutasi
biasanya mati sebelum dilahirkan atau sebelum dewasa
Penyebab
Mutasi
Alam : Mutasi alami
adalah perubahan yang terjadi dengan sendirinya akibat adanya faktor alami yang
memengaruhinya. Faktor alami tersebut antara lain Sinar Ultraviolet atau Sinar
Radioaktif
Buatan :
Mutasi
buatan adalah mutasi yangs sengaja dilakukan oleh manusia, antara lain dengan :
pemakaian bahan
·
radioaktif untuk diagnosis,
·
terapi deteksi suatu
·
penyakit, sterilisasi dan
·
pengawetan makanan.
·
Penggunaan senjata nuklir
·
Penggunaan roket, televisi
·
Pemakaian bahan kimia, fisika, dan
biologi
Mutasi
Gen:
Mutasi gen adalah perubahan yang
terjadi pada susunan molekul DNA atau gen.
* Mutasi gen terjadi pada susunan kimianya (DNA).
Struktur kimia gen
berubah =
fungsinya
berubah.
Gen yang mengalami mutasi pada sel-sel tubuh (sel
somatis) = perubahan diturunkan ke sel anakan melalui pembelahan
mitosis.
Bila gen yang mengalami mutasi terdapat pada sel kelamin
(gamet) maka perubahan akan diwariskan pada keturunannya.
Jenis:
Subtitusi(pertukaran unsur dalam
gen) : jika asam purin ditukar dengan asam purin dan asam pirimidin ditukar
dengan pirimidin, maka mutasi subtitusi ini disebut Transisi. Sedangkan jika
purin dengan pirim, dan sebaliknya, namanyanya ialah mutasi subtitusi
transversi.
Insersi: penambahan basa pada suatu
rantai.
Delesi: pengurangan basa dalam suatu
rantai.
Akibat
Mutasi diam :
UUU - GGC
(Gly) - UAA UUU - GGU(Gly) - UAA
Mutasi salah arti:
AUG-AAG-
UUU
delesi (phe) - GGC-UAA AUG-AAG -UUG
(leu) - GCU
Mutasi tak bermakna/tanpa arti :
(berhenti sebelum waktunya)
AUG
- AAG
(lys)-UUU
(delesi) AGC AUG
-U(insersi)AA
(STOP) - GUU
Mutasi DIAM
Terjadi karena perubahan susunan basa
pada kodon (triplet) dari asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan
pembentukan protein. Misalnya UUU diganti UUC yang juga merupakan kode untuk
pembentukan fenilalanin.
Mutasi Salah arti
Terjadi karena perubahan susunan basa
pada kodon (triplet) dari asam amino tetapi mengakibatkan kesalahan pembentukan
protein. Misalnya UUU (pengkode fenilalanin) diganti UUG (pengkode leusin).
Mutasi TAK BERMAKNA/ TANPA ARTI
(NONSENSE MUTATION)
Terjadi karena perubahan susunan basa
pada kodon (triplet) dari asam amino tetapi mengakibatkan pemberhentian
pencetakan protein atau terbentuknya stop kodon.
MUTASI KROMOSOM
Mutasi
kromosom adalah perubahan yang terjadi pada struktur kromosom. Mutasi kromosom
ini bisa terjadi secara spontan ataupun secara tidak spontan. Salah satu
penyebab mutasi kromosom misalnya adalah radiasi pada kromosom. Akibat dari mutasi
kromosom misalnya adalah berbagai kelainan genetic seperti sindrom
Wolf-Hirschhorn, sindrom Turner, sindrom Klinefelter, dan lainnya.
Mutasi
kromosom terjadi akibat dari dua hal. Yaitu akibat dari perubahan struktur
kromosom dan akibat dari perubahan jumlah kromosom.
I.
Perubahan Struktur Kromosom :
·
Delesi : Hilangnya sebagian segmen kromosom yang mengandung
gen karena patah.
·
Duplikasi : Segmen kromosom patah, kemudian patahannya
tersambung pada kromosom homolognya.
·
Translokasi : Patahnya sebagian segmen kromosom, kemudian
patahannya tersambung pada kromosom yang tidak homolog. Terdapat dua jenis
translokasi :
a. Translokasi
Resiprok
b. Translokasi
Nonresiprok
·
Inversi : Patahnya sebagian segmen kromosom. Kemudian
patahannya tersambung lagi ke kromosom tetapi dengan posisi yang terbalik.
Terdapat 2 jenis Inversi :
a. Inversi
Perisentrik : Melibatkan perubahan posisi sentromer.
b. Inversi
Parasentrik : Tidak melibatkan perubahan posisi sentromer.
·
Katenasi : Translokasi dua kromosom yang tidak homolog
sedemikian rupa hingga membentuk lingkaran.
II.
Perubahan Jumlah Kromosom :
·
Euploidi : Perubahan jumlah kromosom secara keseluruhan.
Contohnya sebuah set kromosom yang diploid (2n) berubah menjadi monoploid (n),
triploid (3n), ataupun tetraploid (4n)
·
Aneuploidi : Perubahan sebagian jumlah kromosom. Terdapat 4
macam aneuploidi :
a. Nulisomi :
Kehilangan sepasang kromosom (2n-2)
b. Monosomi :
Kehilangan satu buah kromosom (2n-1)
c. Trisomi :
Kelebihan satu buah kromosom (2n+1)
d. Tetrasomi :
Kelebihan sepasang kromosom (2n+2)
Sindrom ini berlaku apabila penderita mempunya lebih satu
kromosom pada pasangan kromosom ke-13, yang disebabkan oleh tidak berlakunya
persilangan antara kromosom semasa proses meiosis. Ada juga yang disebabkan
oleh translokasi Robertsonian. Adanya kelebihan kromosom pada kromosom ke-13
akan mengganggu pertumbuhan normal bayi serta menyebabkan munculnya tanda-tanda
sindrom patau.
Ciri-ciri:
Bibir sumbing, mempunyai lebih jari tangan atau kaki, kepala
dan mata kecil, abnormaliti pada tulang rangka, jantung, dan ginjal, tuli, IQ
rendah, memiliki celah bibir, adanya kelainan otak, jantung, dan usus
Sindrom Edward
(trisomy pada autosom 16-18, kariotipe = 45A + XX atau 45A + XY)
Nama sindrom Edward diambil dari nama seorang ahli genetika
Inggris, John Hilton Edwards. Pada sindrom ini, ada kelebihan kromosom pada
pasangan kromosom 18.
Untuk manusia normal, harus memiliki 46 kromosom, dimana
23nya dari ibu, dan 23nya lagi dari ayah. Masih-masih kromosom kedua belah
pihak akan bergabung membentuk 23 pasang kromosom, dimana 22 pasang kromosom
autosom, dan 1 pasang kromosom seks.
Dalam kasus sindrom Edward, penderita mempunya
47 kromosom. Kromosom tambahan tersebut menjadi kromosom ketiga pada pasangan
kromosom 18. Inilah yang menimbulkan gangguan pada penderita.
Ciri-ciri:
Berat badan lahir rendah, Gagal tumbuh kembang, Pertumbuhan
rambut yang berlebihan (hipertrikosis), Kelainan jantung, pembuluh darah,
ginjal, kantung kemih dan kelamin, Kelainan tulang tengkorak dan wajah, Mulut
kecil, Keterbelakangan mental, Diantara jari tangan ada selaput, Kepala kecil,
Telinga terletak lebih rendah, Rahang bawah rendah.
Down Sindrom (trisomy
pada autosom 21: 2n+1, kariotipe = 47 XY + 21 dan 47 XX + 21)
Kelebihan kromosom pada pasangan kromosom 21. Secara
statistic, penderita down sindrom dialami karena pasangan orangtua (baik ibu
atau ayah) yang lebih tua akibat peningkatan eksposur mutagenic pada sel
reproduksi beberapa orang tua yang lebih tua.
Ciri-ciri:
Jari-jari tangan pendek dan tebal (tapak monyet), memiliki
tubuh pendek, wajah bulat, kepala lebar, mulut selalu terbuka, memiliki lipatan
pada kelopak mata, hidung dan mulut biasanya tampak kotor, IQ umumnya rendah,
yaitu 25-75.
Sindrom Cri du Chat
atau Sindrom Tangisan Kucing (delesi pada kromosom 5)
Suatu kelainan genetic akibat adanya delesi (hilangnya
sedikit bagian) pada lengan pendek kromosom nomor 5 panusia. Penderita akan
mengalami keterbelakangan mental dengan ciri khas suara tangis yang menyerupai
tangisan kucing. Penderita biasanya meninggal ketika masih bayi atau anak-anak.
Ciri-ciri:
Kelainan organ tubuh, pita suara kecil, otak
kecil, lahir dengan berat badan dibawah normal, wajah bulat dengan pipi besar,
jari-jari pendek, bentuk kuping yang rendah letaknya.
Sindrom Klinefelter
(trisomy pada seks (2n+1)= 47 kromosom; 44 A + XXY)
Kelainan genetic pada laki-laki yang diakibatkan oleh kelebihan
kromosom X. Seharusnya, lelaki normal kromosom seksnya berupa XY, tetapi
penderita sindrom ini kromosom seksnya XXY. Penderita akan mengalami
infertilitas, keterbelakangan mental, dan gangguan perkembangan ciri-ciri
fisik.
Kelebihan kromoso m X pada laki-laki terjadi karena
nondisjungsi meiosis kromosom seks selama terjadi gametogenesis pada salah satu
orang tua. Akibatnya, sepasang kromosom itu akan diturunkan ke sel anaknya.
Ciri-ciri:
Tumbuh payudara, testis mengecil, mandul, retardasi mental,
pinggul besar, dada sempit, tubuh cenderung tinggi, suara nyaring, rambut badan
tidak tumbuh, berkelamin laki-laki.
Sindrom Jacob (XYY, trisomy
(2n+1) pada gonosom 44A + XYY)
Penderita mempunyai 44 autosom dan 3 kromosom kelamin (XYY).
Kelainan itu ditemukan oleh P. A. Jacobs pada tahun 1965. Sebagian besar orang
yang masuk penjara adalah orang penderita sindrom Jacobs. Sindrom ini terjadi karena
sel telur (X) dibuahi oleh sperma YY karena gagal berpisah.
Ciri-ciri:
Sadis, perilaku kasar, agresif, wajah
menyeramkan dan menakutkan, watak criminal, anti sosial, suka menusuk-nusuk
mata dengan benda tajam.
Sindrom Turner (XO,
monosomik (2n-1), 45 kromosom: 44A + X)
Suatu kelainan pada wanita karena kehilangan satu kromosom X.
Wanita normal memiliki kromosom seks XX dengan jumlah total kromosom 46, tetapi
penderita hanya memiliki kromosom seks XO dan total kromosom 45. Hal ini
terjadi karena satu kromosom hilang saat non-disjuction atau selama
gametogenesis, ataupun pada tahap awal pembelahan zigot.
Ciri-ciri:
Kelenjar kelamin tidak berfungsi dengan baik, dilahirkan
tanpa ovary atau uterus, tubuh pendek, leher pendek dengan pangkal bersayap,
mandul, payudara dan rambut kelamin tidak tumbuh.
Sindrom Metafemale
(Triple X) (kariotipe = 47, XXX (44A +
XXX)
Disebabkan oleh perwujudan 3 kromosom X (trisomy) dalam
gamet. Penderita memiliki fenotip perempuan. Terjadi karena abnormalitas
pembelahan kromosom menjadi gamet semasa meiosis.
Kelainan kromosom tidak diturunkan, tetapi biasanya terjadi
karena adanya pembentukan sel reproduktif, sperma dan ovum, yang tidak
sempurna. Ketidaknormalan tersebut terjadi karena non-disjuction kromosom dalam
divisi cell yang menyebabkan pertambahan seks kromosom dalam sel reproduksi.
Ciri:
Lebih tinggi dari orang normal, kepala kecil,
mongolisme, lambat dalam berbicara, sulit berinteraksi dengan orang lain,
payudara tidak berkembang, menstruasi tidak teratur, pada umumnya tidak berumur
panjang.
Sumber: Aryulina, Diah dkk. "BIOLOGI -
Jilid 3" ESIS, 2006.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusizin save jugta izin ngeprint mau dibikin tugas,, makasih
BalasHapus