HUKUM PEWARISAN SIFAT
Tokoh yang terkenal dalam bidang genetika atau pewarisan sifat adalah
Gregor Mendel. Ia mejelaskan bahwa adanya fenomena factor keturunan atau gen
yang secara kekal diwariskan daari induk kepada keturunannya melalui hukum pemisahan.
Teori Mendel ini akhirnya dijadikan dasar dalam memahami genetika dan melakukan
analisis atas pola-pola pewarisan sifat genetic. Kesimpulan hukum mendel ini
dapat dijelaskan menjadi 2 buah rumusan, yaitu :
Hukum Mendel I (pesilangan monohybrid)
‘pada waktu oembelahan gamet terjadi segregasi / pemisahan alel alel
suatu gen secara bebas dari diploid menjadi haploid’
Hukum Mendel II (persilangan dihibrid)
‘pada saat pembentukan gamet, alel-alel berbeda yang telah bersegregasi
bebas ajan bergabung secara bebas membentuk genotip dengan kombinasi-kombinasi
alel yang berbeda.’
Dalam persilangan terdapat 3 jenis persilangan, yaitu :
1. Testcross : persilangan antara suatu individu yang tidak
diketahui genotipnya dengan induk yang genotipnya homozigot resesif. Tujuan
dari persilangan ini adalah untuk menguji heterozigositas suatu persilangan.
2. Backcross : persilangan antara anakan F1 yang heterozigot
dengan induknya yang homozigot dominan, karena disilangkan seperti ini maka
kemungkinan anak hasil dari persilangan itu hanya satu macam.
3. Resiprok : persilangan ulang dengan jenis kelamin yang
dipertukarkan.
Interaksi
–interaksi di dalam tubuh makhluk hidup dapat menyebabkan adanya penyimpangan
semu hukum mendel. Ada 2 jenis penyimpangan, yaitu penyimpangan karena
interaksi alel dan penyimpangan karena reaksi genetic.
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
Kebanyakan
sifat yang diturunkan dari induk (orang tua) kepada keturunannya (anak) tidak
dapat dianalisis dengan cara Mendel yang sederhana. Misalnya persilangan
monohybrid yang menghasilkan perbandingan fenotip 1 : 2 : 1 dan persilangan
dihibrid yang menghasilkan perbandingan 12 : 3 : 1, 9 : 7, atau 15 : 1.
Penyimpangan ini terjadi karena interaksi antar alel dan genetic.
Penyimpangan karena interaksi alel:
1. Dominasi tidak sempurna (incomplete dominance) : alel dominan
tidak dapat menutupi alel resesif sepenuhnya. Akibatnya individu heterozigot
bersifat setengah dominan dan setengah resesif. Contoh : tanaman bunga Snapdragon.
Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1
2. Kodominan : dua alel suatu gen yang menghasilkan produk
berbeda dengan alel yang satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain. Contoh :
ayam berbulu blue Andalusia.
Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1
3. Alel ganda : adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen yang
terjadi sebagai akibat dari mutasi. Contoh : warna rambut kelinci. Pertambahan
jumlah anggota alel ganda menyebabkan bertambahnya kemunkinan genotip bagi
masing-masing fenotip (polimorfisme)
4. Alel letal : alel yang dapat menyebabkan kematian bagi
individu yang memilikinya pada saat masih menjadi embrio awal atau beberapa
saat setelah kelahiran.
a. Alel letal resesif : alel yang dalam keadaan homozihot resesif dapar
menyebabkan kematian. Contoh : albino ( 1 dari 4 keturunan akan mati)
b. Alel letal dominan : alel yag dalam keadaan homozigot dominan dapat
menyebabkan kematian. Contoh : ayam jambul (1 dari 4 keturunan akan mati)
Selain interaksi antar alel, terdapat juga interaksi genetic yaitu
adalah suatu keadaan dimana dua atau lebih gen mengekspresikan protein enzim
yang mengkatalis langkah-langkah dalam suatu jalur yang sama.
Interaksi genetic ini menyebabkan :
1. Atavisme : munculnya suatu sifat baru karena adanya interaksi
dari beberapa gen. contoh : jengger ayam (persilangan antara rose dan pea
menghasilkan walnut 100%, lalu disilangkan lagi sesama walnut)
Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 3 : 1 (walnut : rose : pea :
single)
muncul sebuah sifat baru
2. Polimeri : bentuk interaksi gen yang kumulatif atau salin
menambah sebagai akibat dari interaksi dua gen atau lebih, atau bisa disebut
sebagai gen ganda. Contoh : percobaan H. Nillson-Ehle pada biji gandum
(persilangan antara gandum berbiji merah gelap dengan putih menghasilkan merah
sedang 100%, lalu disilangkan lagi sesama merah sedang)
Perbandingan hasilnya 15 : 1 (merah : putih)
3. Kriptomeri : sifat gen dominan yang tersembunyi jika gen
tersebut berdiri sendiri, namun setelah berinteraksi dengan gen dominan lainnya
akan muncul sifat yang tersembunyi itu. Contoh : bunga Linaria maroccana
(persilangan anatar bunga merah dan putih yang menghasilkan keturunan ungu
100%, kemudia disilangkan sesame ungu)
Perbandingan hasilnya adalah 9 : 3 : 4 (ungu : merah : putih)
4. Epistasis dan Hipostasis : gen yang menutupi dan yang ditutupi
a. Epistasis dominan : gen dengan alel dominan yang menutupi kerja gen
lain. Contoh : labu putih disilangkan dengan labu hijau akan menghasilkan labu
putih 100%, bila disilangkan lagi maka akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan
12 : 3 : 1 (putih : kuning : hijau)
b. Epistasis resesif : gen dengan alel homozigot resesif yang
mempengaruhi gen lain. Contoh : warna rambut tikus hitam dengan tikus putih
akan menghasilkan tikus abu-abu agouti, bila disilangkan lagi akan menghasilkan
perbandingan 9 : 3 : 4 (abu-abu : hitam : putih)
c. Epistasis dominan rangkap : peristiwa dua gen dominan atau lebih yang
bekerja untuk munculnya satu fenotip tunggal. Contoh : persilangan biji
segitiga dengan biji membulat menghasilkan 100% biji segitiga yang bila
disilangkan lagi akan menghasilkan perbandingan 15 : 1 antara segitiga dan
membulat
d.
Komplementer / epistasis resesif rangkap : interkasi beberapa gen yang slaing
melengkapi. Contoh : bunga Lathyrus odoratus. (perbadingan akhirnya 9 :
7 (ungu : putih)
TAUTAN DAN PINDAH SILANG
Selain karena adanya interaksi genetic dan alel, penyimpangan dalam
hukum mendel juga bisa berasal dari adanya tautan dan pindah silang. Hal ini
menyebabkan terjadinya rekombinasi di antara gen-gen pada sepasang kromosom.
TAUTAN
1. Tutan autosomal : gen-gen yang terletak pada kromosom yang
sama tidak dapat bersegregasi secara bebas dan cenderung diturunkan
bersama. Penelitian ini dilakukan oleh Thomas Hunt Morgan dengan menggunakan
lalat buah yang dikembang biakkan dan akhirnya menemukan satu variasi baru
berupa lalat bermata putih yang Ia sebut sebagai lalat mutan, karena berasal
dari alel tipe normal yang mengalami perubahan atau mutasi.
2. Tautan kelamin : percobaan pertama Morgan dilanjutkan dengan
mengawinkan lalat buah bermata putih jantan dengan lalat buah betina bermata
merah. Hasilnya seperti persilangan pada umumnya yaitu 3 : 1, hanya saja
perbedaan yang muncul adalah keturunan bermata putih hanya ada paa jantan, dan
ternyata warna mata pada lalat adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Sehingga
diambil kesimpulan bahwa gen yang membawa mata putih hanya terdapat pada
kromosom X. gen tertaut kelamin adalah gen yang terletak pada kromosom kelamin
dan sifat yang ditimbulkan gen pada kromosom ini diturunkan bersama dengan
jenis kelamin. Gen tertaut ini terbagi 2 menjadi sempurna yang terletak
dibagian homolog dan tidak sempurna di bagian yang tidak sempurna.
a. Gen tertaut kromosom X : gen yang terdapat pada kromosom X, ini
disebut gen tertaut kelamin yang tidak sempurna.
b. Gen tertaut kromosom Y : gen yang tertaut kelamin sempurna.
Gen-gen
yang mengalami tautan pada satu kromosom tidak selalu bersama-sama pada saat
pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis, gen ini dapat mengalami pindah
silang. Pindah silang adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu kromatid dengn
gen-gen kkromatid homolognya, yang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid
sewaktu profase dalam pembelahan meiosis.
PINDAH SILANG
•
proses pertukaran Gen antara kromatid-kromatid yang bukan pasangannya
pada sepasang kromosom homolog.
•
Tempat persilangan dua kromatid yang membentuk titik temu disebut
chiasma
•
Proses terjadi ketika reproduksi sel secara miosis pada profase I ,
tepatnya pada fase diploten
•
Ahli yang mengembangkan oleh : Morgan
•
Ia menerapkan pada pada tanaman ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL)
yang serbuk sari bunga itu disilangkan dengan bunga merah pollen bulat (ppll)
•
Hasilnya ternyata pada F1 adalah bunga ungu pollen lonjong (PpLl)
Namun
ketika antara F 1 itu disilangkan terjadi hal aneh Hasil temuan pada F2
ternyata dihasilkan rasio fenotif tidak sesuai dengan hukum mendell; Ungu
lonjong : Ungu Bulat : merah lonjong : merah bulat
Hasil Pindah silang
akan terbentuk
•
Kombinasi Parental (KP)
•
Kombinasi Rekombinan (RK)
•
Gen yang berpautan tidak selamanya terpaut
•
Pindah silang menyebabkan pergantian alel
diantara kromosom homolog, menghasilkan kombinasi yang tidak ditemukan pada
induknya.
Pindah silang meningkatkan keaneka ragaman hayati genetik selain
yang dihasilkan oleh pengelompokkan gen secara bebas.
GOLONGAN DARAH MANUSIA
Sistem penggolongan darah yang sering kita kenal adalah ABO, namun ada
juga cara-cara lain yang juga dapat digunakan sebagai penentu golongan darah
seseorang :
•
Sistem ABO : berdasarkan adanya dua macam antigen (A dan B) dan antibody (a dan b). antigen
adalah glikoprotein yang terdapat pada permukaan sel darah mera, sedangkan
antibody adalah molekul protein yang dihasilkan oleh sel-B untuk merespon
adanya antigen dan terdapat pada serum atau cairan darah .
•
Sistem MN : penggolongan yang didasarkan adanya salah satu jenis antigen
glikoprotein, yang disebut glikoforin A yang didapat dari reaksi
antigen-antibodi. Terdapat 2 macam antigen glikoforin yaitu M dan N. reaksi
dari keduanya dengan anti serum menghasilkan fenotip dan genotip golongan darah
system MN.
Sumber:
Aryulina, Diah dkk. "BIOLOGI - Jilid 3" ESIS, 2006.
How to play Baccarat - Wales - Wirevine
BalasHapusBaccarat is a game played หาเงินออนไลน์ by two teams in a 바카라 사이트 casino. If you bet a single 인카지노 zero, you win by 2.7%, so you win an additional $5 to your bet. If you win two