Berikut adalah pendapat beberapa ahli tentang istilah
bioteknologi:
1.
Bull Etaf
(1982): Bioteknologi adalah suatu
penerapan asas-asas sains dan rekayasa untuk pengolahan suatu bahan, dengan
melibatkan aktivitas jasad atau mikrobia hidup untuk menghasilkan barang dan
jasa.
2.
Smith
(1981): Bioteknologi adalah suatu upaya pemanfaatan organisme untuk usaha
industry dan manufaktur.
3.
Tri
Wibowo (2001): Bioteknologi adalah suatu penerapan teknik-teknik biologi,
biokimia, dan rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan agensia jasad
hidup dan komponen-komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa.
4.
Primrose
(1987): Bioteknologi adalah eksplitasi komersial organisme hidup atau
komponennya (missal: enzim)
Secara garis besar, bioteknologi
adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alcohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bioteknologi
konvensional dan bioteknologi modern.
a.
Bioteknologi
Konvensional
Adalah bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme (mikrobia) dalam proses biokimiawi dan proses genetic alami
(mutasi). Masih menerapkan teknik-teknik yang terbatas, masih menggunakan
mikroorganisme seadanya, belum sepenuhnya steril (bebas dari mikrobia yang
tidak diinginkan), jumlah produknya relative sedikit, dan kualitasnya belum
terjamin.
b.
Bioteknologi
Modern
Dalam bioteknologi ini, teknik dan peralatan yang
digunakan sudah canggih. Biasanya, di dalam bioteknologi modern, gen makhluk
hidup dapat direkayasa. Contoh dari bioteknologi modern diantaranya adalah bibit tanaman yg seragam,
antibodi monoklonal, bayi tabung, dan pembuatan hormon insulin. Dilakukan
berdasarkan mikrobiologi dan biokimia, juga manipulasi atau rekayasa genetika
(DNA). Ciri-cirinya adalah steril. produksi dalam jumlah lebih banyak,
kualitasnya standar dan terjamin, sudah memanfaatkan metode-metode mutakhir
bioteknologi, antara lain:
1.
Kultur Jaringan
Adalah suatu teknik untuk mengisolasi
bagian-bagian tanaman (sel, jaringan, atau organ seperti akar, batang, daun,
dan pucuk), kemudian menumbuhkan bagian tersebut secara aseptis (teknik untuk
mendapatkan kondisi suci hama) di dalam atau di atas medium budidaya sehingga
membuat bagian-bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan menjadi
tanaman yang lengkap kembali.
Rangkaian kerja teknik kultur jaringan
meliputi:
a)
Persiapan
Pertama,
menyiapkan eksplan (bagian dari tanaman) yang digunakan sebagai bahan untuk
memulai suatu kultur.
Kedua,
mensterilisasikan eksplan tersebut dengan proses sterilisasi.
Medium
yang digunakan dalam kultur jaringan harus mengandung garam-garam anorganik
(makro dan mikro), zat-zat organic (zat pengatur tumbuh), substansi organic
yang kompleks (air kelapa dan ekstrak buah-buahan), bahan pemadat medium
(agar-agar), pH tertentu, dan bahan tambahan (arang aktif).
b)
Inokulasi
Tahapan
penanaman eksplan yang sudah steril ke dalam atau di atas medium buatan pada
botol kultur.
c)
Pemeliharaan
Meletakkan
atau menyimpan botol-botol kultur pada ruang pemeliharaan (ruang incubator).
Kultur harus diamati secara rutin. Ruang incubator juga harus dalam keadaan
yang bersih dan dilengkapi dengan pengatur suhu ruangan serta sumber cahaya
(lampu) untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan eksplan.
d)
Aklimatisasi
Menyesuaikan
tanaman agar mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Caranya adalah
sebelum dipindahkan ke lingkungan luar, harus dahulu ditumbuhkan dalam suatu
ruangan khusus (green house) dengan faktor kelembaban, cahaya, dan suhu yang
sesuai dengan lingkungan luar.
Keuntungan
dari kultur jaringan adalah:
-
Menghasilkan tanaman bebas virus.
-
Menghasilkan tanaman persis dengan induknya
(sehingga dapat melestarikan sifat tanaman induk).
-
Menghasilkan hybrid baru melalui persilangan
somatic (melalui fusi atau penggabungan protoplas).
-
Menghasilkan tanaman haploid (melalui kultur
mikrospora) untuk pemuliaan tanaman.
-
Untuk menyelamatkan embrio.
- Hanya
memerlukan tempat yang relative sempit.
2. Rekayasa Genetika
Teknik ini dapat dilakukan melalui:
a.
Teknologi
DNA Rekombinan (Rekayasa Genetika)
Adalah
suatu metode manipulasi gen dengan menyisipkan gen yang dikehendaki ke dalam
suatu organisme.
Pertama, memerlukan perantara vector berupa
plasmid bakteri.
Kedua,
ini akan menyebabkan sel yang ditransformasi dalam dikenali oleh sel yang tidak
ditransformasi.
Ketiga,
segmen DNA atau gen yang disisipkan akan berkembang di dalam sel individu
penerima dan tidak akan mengalami perubahan fungsi, atau tetap berfungsi
sebagaimana pada sel yang diambil gennya.
b.
Transplantasi
Nukleus
Pertama kali dilakukan oleh Robert Briggs dan Thomas King,
lalu diikuti oleh John Gurdon. Mereka semua menghancurkan nucleus dari sel
telur katak menggunakan radiasi sinar UV dan menggantinya dengan nucleus dari
sel usus embrio katak (berudu) yang sedang berkembang. Hasilnya, kalau nucleus
berasal dari sel usu embrio muda yang belum terdiferensiasi, maka sel telur
penerima dapat berkembang menjadi berudu. Tetapi ini tidak akan terjadi kalau
nucleus diambil dari sel usus berudu yang telah terdiferensiasi.
Kesimpulannya, transplantasi atau pemindahan nucleus dari satu sel ke sel
yang main dapat menghasilkan individu yang baru.
c.
Kloning
Adalah
suatu metode untuk menghasilkan keturunan atau individu yang identic secara
genetic dengan induknya.
Pada
1997, ada penelitian cloning domba yang berhasil, yang dilakukan dengan
cara-cara berikut:
a)
Mengambil sel telur dari satu domba dan
menghilangkan nukleusnya.
b)
Sel telur tanpa nucleus digabungkan dengan sel
kelenjar susu (ambing) dari domba lain menggunakan aliran arus listrik.
c)
Setelah 6 hari ditumbuhkan dalam kultur,
terbentuk embrio dan ditanam di dalam uterus domba lainnya (domba ke-3 yang
mirip dengan pendonor sel telur).
d) Domba tersebut kemudian melahirkan anak
yang identic dengan domba pendonor sel ambing.
d)
Teknolofi Hibridoma
Suatu metode penggabungan dua macam sel dari
organisme yang sama atau berbeda untuk mendapatkan sel hybrid yang mempunyai
kombinasi kedua sifat tersebut. Proses penggabungan sel menggunakan tenaga
listrik, yang disebut elektrofusi. Teknologi ini menghasilkan antibody
minoklonal, yaitu antibody murni yang tidak tercemar oleh kuman atau protein
lain.
Terdapat berbagai macam penerapan bioteknologi yang sudah
dikembangan di zaman yang modern ini. Akibat adanya perkembangan teknologi,
pemanfaatan teknologi-teknologi tersebut juga semakin diterapkan pada aplikasi
bioteknologi. Terdapat beberapa dari aplikasi bioteknologi yang dapat kita
ketahui sekarang ini. Diataranya adalah :
o Proses pembuatan Insulin :
1) Mengidentifikasi dan mengisolasi gen penghasil insulin dari sel pancreas
manusia
2) Melepaskan salinan gen penghasil insulin tersebut dengan cara memotong
kromosom secara khusus menggunakan enzim retrikasi.
3) Mengekstrak plasmid dari sel bakteri, kemudian membuka plasmid dari sel
bakteri dengan menngunakan enzim retrikasi lain.
4)
Memasang gen penghasil insulin kedalam cincin
plasmid.
5) Memasukkan plasmid recombinan kedalam bakteri
E.coli.Di dalam sel bakteri ini plasmid mengadakan replikasi
6)
Mengultur bakteri E.coli yang akan berkembang biak
dengan cepat menghasilkkan klonklon bakteri yang mengandung plasmid recombinan
penghasil insulin
o Proses Pembuatan Vaksin
1)
Penyiapan media (sel vero) dan amplifikasi/kultur
sel (pembiakan dengan mikrokarier). Dalam setiap tahapan untuk melepas sel dari
mikrokarier digunakan tripsin. Pencucian sel vero terhadap tripsin dilakukan
pada tiap tahap (netralisasi/removal).
2) Inokulasi virus.
3)
Panen Virus.
4)
Ultrafiltrasi (konsentrat virus) dan Pemurnian (Ion
exchange, ultra filtrasi, gel filtration, ion exchange).
5)
Inaktivasi dan final bulk.
o Antibodi Monoklonal : Antibodi monoklonal ini dapat dihasilkan
dengan teknik hibridoma. Sel hibridoma merupakan
fusi sel dan sel. Pembuatan sel hibridoma terdiri dari tiga tahap utama yaitu imunisasi, fusi, dan kloning. Imunisasi dapat dilakukan
dengan imunisasi konvensional, imunisasi sekali suntik intralimpa, maupun imunisasi in vitro. Fusi sel ini menghasilkan sel hibrid yang mampu menghasilkan antibodi seperti pada sel limpa dan dapat terus menerus dibiakan seperti sel myeloma. Frekuensi terjadinya fusi sel ini relatif rendah sehingga sel induk
yang tidak mengalami fusi dihilangkan agar sel hasil fusi dapat tumbuh.
o Kloning
1)
Mempersiapkan sel stem
2)
Dari sel stem diambil inti sel yang mengandung
informasi genetik, kemudian dipisahkan dari sel.
3)
Mempersiapkan sel telur yang kemudian intinya
dipisahkan.
4)
Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel
telur.
5)
Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan
pertumbuhan. Setelah membelah pada hari kedua, jadilah sel embrio.
6)
Sel embrio yang terus membelah mulai memisahkan diri
dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
7)
Embrio tumbuh di dalam Rahim dan menjadi bayi
dengan kode genetic yang persis sama dengan sel stem donor.
Proses cloning ini menghasilkan individu baru yang
memiliki sifat genetic yang identik/sama.
Sumber: Aryulina, Diah dkk. "BIOLOGI -
Jilid 3" ESIS, 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar